(Image/Gambar) : Ada Proyek Jalan Usaha Tani Gunakan Alat Berat, Warga Mungkur Kecewa |
Mungkur - Sumutpos.id : Kekecewaan warga Desa Mungkur, Kecamatan Siempat Rube, Pakpak Bharat atas pekerjaan proyek Jalan Usaha Tani (JUT) sepertinya sudah memuncak.
Warga tampak tidak terima atas pekerjaan JUT yang dananya diambil dari Anggaran Dana Desa tahun 2021 senilai puluhan juta rupiah.
Warga pun memberkan sejumlah permasalahan atas proyek yang dilaksanakan masa Pj Kepala Desa Cibro.
Junedi Tumangger warga setempat mengatakan ada sejumlah penyimpangan atas proyek tersebut. Diantaranya soal proyek yang dikerjakan oleh alat berat. Kata dia seharusnya proyek yang dikerjakan sepanjang 300 meter tersebut dikerjakam secara padat karya bukan menggunakan escavator.
"Pekerjaanya kami lihat menggunakan alat berat. Nah ini seharusnya menggunakan tenaga masyarakat setempat yang dikerjakan secara manual. Artinya pemberdayaan masyarakat. Ini tidak menggunakan alat berat," kata Junedis saat melakukan survei di lapangan, Kamis (13/1/2021).
Kemudian kata Junedi, proyek tersebut ada merugikan masyarakat ada tanah masyarakat yang diserobot atas pembukaan jalan. Dijelaskannya ada tanah warga yang punya sertifikat terikut diterobos.
"Ada tanah warga yang kena serobot. Tanah yang memiliki serrifikat juga ikut dibuka padahal sama sekali tidak ada ganti rugi. Kalau tidak salah ada 3 meter. Nah itu pun pemilik tanah tidak mengetahuinya," kata Junedi didampingi Wartono Padang.
Junedi merasa proyek tersebut banyak menyimpang. Ia pun menilai bahwasanya proyek tersebut sekali merugikan sekelompok masyarakat.
"Iya jelaslah sangat merugikan kami. Harusnya masyarakat bisa bekerja tapi karena alat berat jadi masyarakat tidak diberdayakan. Kemudian ada tanah warga yang memiliki sertifikat juga ikut diterobos. Nah ini kam tidak benar lagi," ucap Junedi.
Junedi menambahkan persoalan di desanya tidak hanya itu. Persoalan pupuk dan racun rumput dipersoalkannya. Ia mengatakan usulan tidak sesuai dengan apa yang diterima masyarakat.
Terkaif tanah, Wartono mengatakan pemilik tanah yang punya sertifikat akan menutup jalan. "Rencananya memang mau ditutup," ucapnya.
Di akhir wawancara, Wartono dan Junedi mendesak pihak kecamatan, inspektorat dan pihak pemerintah desa turun memeriksa proyek tersebut. Ia mengatakan masyarakat ingin tahu apakah proyek di desa mungkur dikerjakan dengan baik atau tidak.
"Kita berharap mengecek proyek ini. Demikian juga pihak kecamatan segera turun. Jika tidak masyarakat akan mendatangi kantor dewan untuk menyampaikan aspirasi soal penggunakan dana desa di Mungkur," tukasnya (Red-SP.ID/ASB)