(Image/Gambar) : Plt Sekjen DPP Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Dea Tunggaaesti. |
Jakarta - Sumutpos.id : Partai Solidaritas Indonesia (PSI) tampak enggan memberikan komentar terkait wacana reshuffle jilid II Kabinet Indonesia Maju yang digadang-gadang akan dilakukan pekan ini.
Plt Sekertaris Jendral (Sekjen) PSI Dea Tunggaaesti mengatakan rencana reshuffle yang akan dilakukan dan diputuskan Presiden Joko Widodo (Jokowi) merupakan hak prerogatif presiden.
Plt Sekertaris Jendral (Sekjen) PSI Dea Tunggaaesti mengatakan rencana reshuffle yang akan dilakukan dan diputuskan Presiden Joko Widodo (Jokowi) merupakan hak prerogatif presiden.
"Jadi soal reshuffle kabinet itu sebenarnya hak prerogatif bapak Presiden (Jokowi)," ujarnya singkat kepada wartawan di kantor DPP PSI, Jakarta Pusat, Jumat (16/4/2021).
Namun demikian, pihaknya meyakini jika perombakan Kabinet Indonesia Maju jilid II dilakukan karena Presiden Jokowi mengetahui kebutuhan masyarakat pada saat ini.
"Presiden tahu apa yang dibutuhkan masyarakat sehingga akan semakin efektif nantinya yang terjadi," ucapnya.
Sebelumnya, wacana reshuffle Kabinet Indonesia Maju semakin berhembus kencang, bahkan pihak Istana pun ikut membenarkan hal tersebut. Beberapa nama mencuat ke publik dan digadang-gadang akan menjadi menteri-menteri baru di Pemerintahan Presiden Jokowi, yakni Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) hingga Yusril Izha Mahendra.
Direktur Eksekutif Sudut Demokrasi Riset dan Analisis (SUDRA) Fadhli Harahap menilai ada sejumlah nama tokoh yang berpeluang ditunjuk oleh Presiden Jokowi dalam reshuffle kabinet kali ini.
"Salah satunya nama Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sepertinya cocok menduduki jabatan Kementerian Investasi. Selain berpengalaman, Ahok juga disebut masuk tim perumus ibu kota baru. Di sini peran Menteri diuji bagaimana menarik investor masuk meramaikan ibu kota tanpa melupakan daerah atau provinsi lainnya," ujar Fadhli.
Sementara itu, menurut Ketua Umum Jokowi mania (Joman) Immanuel Ebenezer menyoroti dua nama yang dinilai cukup diperhitungkan untuk menggantikan menteri dengan kinerja melempem yakni Yusril Ihza Mahendra dan cendikiawan muslim Prof Jimly Asshiddiqie.
Menurutnya, Yusril pantas dimandati sebagai Menteri Sekretaris Negara yang sebelumnya diduduki oleh Pratikno sedangkan Prof Jimly akan menempati Kemendikbud-Ristek.
Menanggapi Isu reshuffle kabinet ini, Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin membenarkan soal informasi tersebut. Menurutnya, hal tersebut didasari sosok Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang bekerja cepat dan tak ragu mengambil keputusan.
"Jadi, menurut Bang Ali, (reshuffle) ya pekan ini. Keyakinanku, ya pekan ini. Gitu," ungkapnya. (Red-SP.ID/WE)