Pematangsiantar - Sumutpos.id :
Kepala Pasar Dwikora - Parluasan, Hasrat Banjarnahor SPd benar benar terkesan tidak peduli dengan Kebersihan di Pasar tersebut, sehubungan dengan tumpukan sampah yang sangat mengganggu pandangan mata, dan juga menimbulkan aroma bau tak sedap yang mengganggu pernapasan.
Seorang pedagang pasar ibu S.S menyatakan, "Bau Sampah ini sudah sama bahayanya dengan Virus Corana, setiap harinya Kami dipaksa uñtuk melihat tumpukan sampah dan dipaksa juga untuk mencium bau yang sangat menggangu pernafasan".
Para Pedagang di pasar Parluasan mengatakan, "jika Hasrat Banjarnahor Selaku Kapas Dwikora tak mampu menangani permasalahan sampah ini, sudah lebih baik dia Mundur dari Jabatannya atau dicopot saja, digantikan dengan orang yang lebih mampu, bertanggung jawab serta profesional".
Ketika awak Media ini menyambangi kantor Kepala Pasar Selasa (13/04/21), sekira pukul 10.00 - 11.30 WIB, Kapas dan Wakapas tidak dapat ditemui, yang ada hanya stafnya Bermarga Tambunan yang coba menghubungi Kapas dan mengatakan agar ditunggu.
Hasrat Banjarnahor SPd, yang menjabat sebagai Kepala Pasar terkesan tidak mau dikonfirmasi dan tidak Menghargai Media untuk berimbangnya sebuah Pemberitaan, Kembali Wakapas Henry saat dikonfirmasi masih melalui telepon seluler nya, hanya mengatakan "saya lagi dibengkel memperbaiki sepeda motor saya, tunggu saja dulu ya, nanti saya datang, ujarnya".
Setelah jam 12.00 WIB, akhirnya Kapas (Kepala Pasar) baru datang dan menjelaskan kepada kru media Sumutpos.id, mengenai sampah yang menumpuk di pasar tersebut, penyebabnya karena "Terhalangnya pengangkatan sampah yang disebabkan rusaknya Armada Truck Fuso untuk mengangkat Sampah sudah hampir 2 Minggu".
ditanyakan tentang kutipan Retribusi setiap harinya dari 2000 lebih Para Pedangang pemilik Kios, Kepala pasar, Hasrat mengatakan, "kutipan retribusi mencapai sekitar dua juta perharinya, tapi kutipan retribusi tersebut dari para pedagang kaki lima, dan yang anehnya lagi, pengutipan retribusi dari pedagang kaki lima, hingga mencapai 2 juta per hari, dinas pasar tidak mengetahui siapa yang mengutipnya, demikian menurut penjelasan Hasrat, yang menjabat selaku kepala pasar.
Ketika ditanya mengenai honor para pengangkut sampah baik supir dan kernetnya, sebagaimana diketahui, supir dan kernet pengangkut sampah pernah mengeluhkan bahwa mereka sudah berbulan bulan tidak terima gaji, sehingga mereka tidak mau melakukan kerjaan mengangkut sampah dari pasar menuju ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA), disebabkan gaji mereka yang tidak/belum dibayarkan?
Kepala Pasar, Hasrat Banjarnaor pun menjawab dengan entengnya bahwa "gaji mereka tetap diterima paling tiap bulannya 2 atau 3 hari saja terlambat," tambahnya.
(Red-SP.ID/JO).