Nasib Malang Menimpa Warga Nyamplungsari Pemalang, Terusir Dari Tanah Yang Ditempati Dari Nenek Moyangnya Sejak Tahun 1953. -->
AYO IKUTI PROTOKOL KESEHATAN - CEGAH PENYEBARAN COVID-19 DIMULAI DARI DIRI KITA SENDIRI

Pengikut


Iklan

Nasib Malang Menimpa Warga Nyamplungsari Pemalang, Terusir Dari Tanah Yang Ditempati Dari Nenek Moyangnya Sejak Tahun 1953.

Rabu, 10 Februari 2021

(Image/Gambar): Desa Nyamplungsari Kecamatan Petarukan Kabupaten Pemalang Jawa Tengah.

Pemalang, Sumutpos.id :
Beberapa warga Desa Nyamplungsari Kecamatan Petarukan Kabupaten Pemalang Jawa tengah yang mengaku menempati tanah Bantaran laut sejak masa nenek moyangnya kini terancam Terusir dari tempat yang ia tempati secara turun temurun


Warga mengaku bahwa tanah yang ia tempati adalah tanah Trukonan atau tanah bantaran laut yaitu tanah negara yang sebelumnya tidak bisa ditanami namun oleh warga ditanami kayu dan tanaman lainnya, hingga akhirnya bisa ditanami dan beberapa ada yang ditempati warga, namun betapa kagetnya warga Setelah sekian lama, ada yang mengklaim tanah tersebut dan meminta warga untuk mengosongkan lahan tersebut, 


beberapa lokasi kini mulai dikuasai, Warga sudah berupaya dengan berbagai cara dari menyewa pengacara agar empat orang warga yang sudah di sidangkan kedua kalinya dapat bebas dan lain sebagainya namun keberuntungan belum berpihak kepada warga,


Kini warga penghuni lahan bertambah kesedihannya, dengan maksud mempertahankan lahan yang ia tempati malah terjerat kasus hukum yang melengkapi dan menambah kesedihan, kini makin menambah kesengsaraan.


Mbah Tunut yang dikenal getol melakukan perlawanan kini harus mendekam dijeruji besi bersama 11 orang kawannya, tersandung kasus penganiayaan terhadap anak buah oknum Penguasa yang ia anggap mengancam kepemilikan lahannya, Ada Dimana Keadilan Bagi Rakyat Kecil Ucap Mbah Tunut Sambil Meneteskan Air Mata Kesedihannya.


Warga hanya berharap adanya setitik harapan penyelesaian dan supremasi hukum yang seadil adilnya, berharap adanya campur tangan dan sentuhan dari yang maha kuasa,


(Image/Gambar): Ketua Tim Investigasi yang juga Ketua Umum PWOIN (Persatuan Wartawan Online Independen) Ferry Rusdiono.

Sedangkan terkait carut marut sengketa lahan yang terjadi di Desa Nyamplungsari, Ketua Tim Investigasi yang juga Ketua Umum PWOIN (Persatuan Wartawan Online Independen) Ferry Rusdiono menegaskan "perbuatan curang seperti penyerobotan tanah seperti ini dapat diancam dengan hukuman pidana penjara maksimal empat tahun. Dalam Pasal 385 KUHAP terdiri dari 6 ayat ini mendefinisikan secara jelas akan tindakan kejahatan tersebut.


Segala bentuk kejahatan yang terdapat dalam pasal 385 ini disebut dengan kejahatan Stellionnaat, yang mana merupakan aksi penggelapan hak atas harta yang tak bergerak milik orang lain, seperti tanah, sawah, kebun, gedung, dll.


Secara ringkas, keseluruhan isi pasal tersebut menyatakan segala perbuatan melanggar hukum seperti dengan sengaja menjual, menyewakan, menukarkan, menggadaikan, menjadikan sebagai tanggungan utang, menggunakan lahan atau properti milik orang lain dengan maksud untuk mencari keuntungan pribadi atau  orang lain secara tidak sah atau melawan hukum yang berlaku.


untuk mendakwa pelaku penyerobotan tanah, khususnya pada ayat (1) yang berbunyi: “barang siapa dengan maksud menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum, menjual, menukarkan atau membebani dengan crediet verband sesuatu hak atas tanah Indonesia, sesuatu gedung, bangunan, penanaman atau pembenihan, padahal diketahui bahwa yang mempunyai atau turut mempunyai hak atasnya adalah orang lain, jelas Ferry dalam pemaparan pendanganya secara hukum jika ada upaya penyerobotan hak atas lahan yang ditempati warga Selasa 9/2/2021.

(Red-SP.ID/Fr).